Keripik tempe Sanan dibuat dalam beragam rasa. Ini adalah rasa daun jeruk.(Foto: BATUKITA.com)
BATUKITA-Kota Malang - Kota Malang punya oleh-oleh khas yang sudah terkenal semenjak dahulu. Namanya keripik tempe. Pusat produksi dan penjualan oleh-oleh berbahan kedelai ini ada di Jalan Sanan, Kelurahan Purwantoro, Blimbing.
Tekstur keripik tempe Sanan renyah, irisan tempenya pun tipis dibalut tepung. Bahan tempenya dari kedelai asli tanpa campuran.
Untuk membandingkan rasa keripik yang gurih dibanding tempat lain, coba yang original.
Kampung Sanan menjadi sentra produksi tempe kira-kira semenjak zaman perjuangan kemerdekaan. Menurut Inggil Documentary, produksi tempe berawal dari Dukuh Pandean lalu menyebar ke Dukuh Sanan. Letak kedua dukuh itu bersebelahan.
Sedangkan mulai kapan keripik tempe diproduksi? Belum diketahui waktu tepatnya. Menurut beberapa cerita, keripik tempe diproduksi ketika perajin tempe merasa tempe segar yang mereka bawa ke pasar tidak habis dijual. Seperti diketahui, usia tempe segar tidak lebih dari dua hari.
Dari latar belakang itu, produksi keripik tempe pun dilakukan terus menerus hingga kini. Permintaan keripik pun melonjak dan perajin tempe segar banyak yang memilih menjual dalam bentuk keripik daripada menjual tempe bentuk segar.
Dari data Primkopti Bangkit Usaha, koperasi yang menyediakan bahan baku tempe Sanan, jumlah jumlah perajin tempe dan keripik tempe Sanan sekitar 400 perajin. Mereka setiap hari berlangganan membeli kedelai ke primkopti. Jumlah itu relatif stabil dari tahun ke tahun.
Pengusaha keripik tempe khas Kota Malang ini selalu kebanjiran order ketika hari-hari besar dan liburan. Misalnya menjelang Idul Fitri. Saking besarnya pesanan keripik tempe, sentra keripik tempe Jalan Sanan pun sampai kekurangan pasokan tempe kedelai.
Surip, seorang pengusaha keripik tempe di Jalan Sanan 124 mengungkapkan, order keripik menjelang Idul Fitri melonjak hingga 300 persen dibanding hari biasanya.
Pemilik keripik merek Ainier ini setiap harinya membuat keripik sebanyak 200 kilogram. Padahal, pada hari biasa, dia hanya membuat keripik sebanyak 50 kilogram. ”Banyak pembeli langsung datang kesini. Sudah seminggu ini pesanan bertambah terus,” katanya.
Waktu pembuatan keripik sudah dia tambah. Yang biasanya hanya lima jam, menjadi sembilan jam. Kerja menggoreng selama 9 jam itu masih saja kurang kalau semua order harus diterima.
Inovasi yang dilakukan perajin adalah memperkaya rasa keripik tempe. Selain rasa original, keripik tempe beragam rasa tersedia di Sanan. Ada rasa rumput laut, barbeque, lada hitam, jagung bakar dan banyak lagi. Ada pula keripik tempe rasa daun jeruk original yang tersedia di tempat-tempat tertentu.
Keripik tempe sagu juga mulai diproduksi di sentra keripik tempe Sanan. Keripik tempe sagu ini tampilannya lebih putih. Proses pembuatan tempenya pun berbeda. Rasanya juga berbeda. Suka yang mana? Silahkan dipilih saja. (*)
John Torrio