Hildan Afosma Katana saat usai berlaga di 2017 Mountain Bike World Championship, Australia. (Foto: Afos for BATUKITA.com)
BATUKITA (KOTA BATU) - Nama Hildan Afosma Katana telah mendunia di cabang olahraga sepeda downhill. Akhir 2018 lalu atlet balap sepeda dari Kota Batu ini masuk tim nasional sepeda Asian Games 2018 kategori downhill.
Sayangnya, Afos, begitu ia akrab disapa, belum berhasil masuk tim utama. Saat penyeleksian akhir, atlet yang beralamat di Kelurahan Songgokerto ini menjadi atlet cadangan.
”Masuk Asian Games 2018. Ada tiga atlet downhill. Hasil seleksi akhir, tereliminasi sebagai cadangan," kata Hildan Afosma Katana di rumahnya beberapa waktu lalu.
Meski belum masuk tim utama, Afos tetap semangat. Ia akan terus mengikuti beragam kejuaraan dan kompetisi. Afos akan tetap mengayuh sepeda sampai finish.
Saat masuk tim nasional Asian Games 2018, anak pasangan Sukartono-Yuliati ini mengaku banyak menyerap ilmu di training camp. Selama dua tahun ia belajar beragam teknik dan fisik. Ia juga menjalani tes fisik dan tes simulasi Asian Games di Subang. Ia melintasi berbagai opstekel-opstekel yang sangat menantang
Fisiknya saat itu lebih prima. Ia banyak melakukan body balance dan bersepeda. Juga dilatih ketahanan mental. Seperti bagaimana menghadapi kecelakaan, jatuh, robek dan luka.
Termasuk mengolah mental saat mengalami kendala di dalam track maupun di luar track. Lebih dari itu, Ia belajar bagaimana membangun solidaritas sama teman. Dan bagaimana pula menghadapi lawan. Afos juga mendapatkan bimbingan berhadapan dengan diri sendiri. "Tips saya, ya harus tenang. Dan fokus pada track, serta percaya diri," kata pria lulusan SDK Sang Timur Kota Batu ini.
Di puslatnas Asean Games, Afos menjalani latihan dengan disiplin tinggi. Mulai bangun pagi, baris-berbaris hingga games.
Soal pola makan setiap hari, pemilik tinggi badan 170 centimeter dan berat badan 67,6 kilogram ini harus pandai menjaga asupan gizi, kalori, dan protein. Agar berat badan normal dan bisa membentuk otot.
Pria lulusan SMP Islam Kota Batu ini menyatakan, makanan setiap hari kalau bisa bukan menambah lemak badan. Bila banyak lemak dan berat badan bertambah, tidak bisa banyak gerak dan kurang bisa menguasai sepeda dengan sempurna.
"Bobot juga harus dikontrol. Sebab terkait dengan fungsi penyeimbang bersepeda dan agar gerak lebih lincah," kata pria lulusan SMK Brawijaya Kota Batu ini.
Sebelum masuk tim Asian Games 2018, Afos telah mengikuti berbagai ajang kompetisi baik tingkat nasional dan internasional.
Setelah Asian Games, Afos mengikuti Kejuaraan Nasional Downhill 2018. Ia meraih perunggu. Lalu di 1st Indonesia Downhill (Wonogiri Jawa Tengah), Afos mendapat juara satu. Sedangkan dalam Kejurnas Sedudo Enduro Man Pro pada 11 November 2018, ia mendapatkan perak.
Bagi Afos, hidup adalah tantangan. Untuk itu setiap hari ia harus mengayuh sepeda. Senyampang masih muda, Afos bertekad menorehkan prestasi yang bagus.
Afos bercerita, awal mula menekuni dunia sepeda sejak masih duduk di kelas lima SD pada 2005. Kala itu, pria kelahiran 1 Juli 1991 ini menyukai tantangan dan lika-liku kerasnya medan bersepeda. Pada 2006, Afos bertemu dengan Alfan Rudianto, atlet pesepeda Jawa Timur.
Dan pada 2007, ia bertemu dengan Rudhanton Sidarta (dokter gigi) yang menyuport even balap sepeda. Motivasi dari mereka menambah semangat dengan dikenalkan berbagai jenis sepeda. Ia juga dikenalkan tanjakan-turunan yang lebih menantang.
Wawasan soal bersepeda mulai tumbuh dengan baik. Ia dikenalkan berbagai sirkuit. Yaitu sirkuit pedaling (sirkuit jarak panjang), sirkuit teknikal bersepeda (berliku-liku), sirkuit downhill (tipikal rute bebatuan) dan sirkuit game (permainan).
Merasa punya bakat bagus, maka pada 2008 Afos bersama atlet lain: Yanuar, Petros Hadi, Tri Styoari mengowes sepeda mereka dari Kota Batu ke Kediri. Mereka ingin mengikuti turnamen lomba di Kediri. Sekaligus mengukur kemampuan.
"Awal kenal sepeda ya sama kakak sepupu, Mas Tri dan Mas Uut. Latihan pakai sepeda bmx di Klemuk, " kata pria yang pernah masuk kuliah di jurusan Hukum Olahraga Perguruan Tinggi Bakti Dharma Agung, Bandung ini.
Atlet yang juga hobi sepak bola ini pernah mengikuti Sea Games Myanmar 2013 dapat medali emas. Lalu Asean Championship Malaysia 2009 dapat perak.
Ia pun menempati peringkat 59 dunia pada Juli 2018. Peringkat itu bisa diartikan, anak pertama dari dua bersaudara ini, satu-satu atlet sepeda dari Kota Batu yang punya nama dan mengharumkan nama Batu di internasional.
Untuk langkah selanjutnya, Afos akan kembali mengikuti Sea Games 2019 di Filipina. Untuk itu, ia berlatih lebih keras dan berdisiplin tinggi. Ia ingin mengukir prestasi di ajang multieven itu. "Latihan lebih digeber. Terjadwal, 12 jam dalam satu minggu," pungkasnya. (*)