Kontingen Kota Batu yang berjumlah 198 atlet mengikuti pembukaan Porprov Jatim 2019 di Stadion Surajaya Lamongan, Sabtu 6 Juli 2019 (Foto: BATUKITA.com)
BATUKITA, Lamongan - Kontingen Kota Batu untuk Pekan Olahraga Provinsi (porprov) VI Jatim 2019 harus puas berada di peringkat ke-20 perolehan medali dari total peserta 38 kabupaten/kota di Jatim.
Hingga penutupan porprov 13 Juli 2019, kontingen Kota Batu meraih 26 medali yang terdiri dari 5 emas, 9 perak, dan 12 perunggu. Perolehan ini belum memenuhi target yang ditetapkan KONI Kota Batu, yakni sepuluh emas dan/atau masuk 10 besar.
Baca: Kirim 198 Atlet, Kota Batu Target 10 Emas di Porprov Jatim 2019
Dibanding dengan Porprov Jatim 2015 lalu, jumlah total atau kuantitas medali yang diraih Kota Batu meningkat. Tahun 2015 lalu, kontingen Kota Batu hanya membawa pulang 18 medali.
Poin total yang diperoleh juga meningkat dibanding Porprov 2015 lalu. Poin pada 2019 ini total 50 poin. Sedangkan perolehan poin pada 2015 lalu di angka 40 poin
Sayangnya, meski jumlah medali bertambah, tetapi emas yang diraih pada 2019 ini minus satu dibanding 2015 lalu. Pada 2015, medali emas yang dibawa pulang sejumlah 6 medali.
Lima medali emas tahun ini disumbang dari lima cabang olahraga (cabor). Yakni tinju satu emas, paralayang dengan satu emas, biliar satu emas, gulat satu emas, dan tarung derajat satu emas.
Cabor tinju yang tahun 2015 menyumbang empat emas akhirnya hanya membawa pulang satu emas dan satu perunggu.
Emas direbut oleh Rizky Satria Sukma Putra Ngabalin yang bertanding di kelas 69 kilogram putra. Sedangkan perunggu diraih Revandi Mahardika yang turun di kelas 49 kilogram putra. Cabor tinju total menerjunkan tujuh orang atlet unggulannya.
Kontingen Kota Batu cabor paralayang untuk pertama kalinya bisa menyumbang emas. Pada Porprov 2015 lalu, cabor paralayang masih masuk kategori eksibisi (hiburan).
Kiprah tim paralayang Kota Batu sempat memukau lawan maupun kawan dengan meraih medali emas pertama dalam porprov 2019 atas nama Maxwell Christephane Benen.
Ketika itu daerah lain belum mengumpulkan medali satu pun. Kota Batu sebelum upacara pembukaan 6 Juli 2019 sempat berada di peringkat satu. Skor yang ditorehkan Maxwell pun sempurna, yakni skor nol '0' untuk nomor Akurasi Individu putra.
Sayangnya, awal yang bagus ini belum bisa membuat kontingen paralayang yang berjumlah 19 orang sapu bersih medali emas. Dalam perkembangannya, cabor paralayang akhirnya hanya mengantongi satu emas, satu perak dan dua perunggu.
Emas diraih oleh Maxwell Christephane Benen di nomor Akurasi Individu putra, perak oleh Galuh Ade Pristanto nomor Akurasi Individu putra. Sedangkan dua perunggu masing-masing dari nomor Akurasi Beregu putra (Viki Mahardika, Timbul Prasetyo Wibowo) dan nomor Akurasi Beregu putri (Syahdana Revi, Shaira Adya Putri P).
Cabor yang kali ini penuh kejutan adalah biliar. Olahraga bola sodok ini tidak termasuk dalam cabor yang diunggulkan bisa meraih emas. Karena pada porprov 2015 lalu tim biliar kandas di babak penyisihan.
Namun faktanya, di menit-menit terakhir, Galuh Okky Wijaya dan Suryo Adi Suprobo yang turun dalam nomor 10 Ball Double putra berhasil menggondol emas. Anggota tim biliar yang berjumlah total 7 orang pun bisa tersenyum gembira saat meninggalkan GOR Joko Samudro, Gresik.
Emas selanjutnya dipersembahkan oleh cabor gulat yang digelar di Lamongan Sport Center. Atlet Dimas Fajri Wicaksono merebut emas di nomor Greco 67 kilogram putra. Lagu Padamu Negeri pun mengalun mengiringi pengerekan bendera logo Kota Batu di Lamongan Sport Center.
Selain emas, gulat juga meraih dua perunggu. Masing-masing dipersembahkan oleh atlet Chandra Hafis Vidiarga di nomor Greco 55 kilogram putra dan Bahrul Fitra Akbar di nomor Bebas 74 kilogram putra.
Emas terakhir untuk Kota Batu diperoleh dari cabor tarung derajat. Empat atletnya masuk final. Tetapi hanya satu yang berhasil menjadi jawara dan mengalungi medali emas. Dia adalah Aryo Pandu yang terjun di kelas 45,1-49,0 kilogram putra.
Sedangkan tiga atlet lainnya harus mengakui lawannya dan membawa pulang medali perak. Ketiganya adalah Nuggy Rezzaindi Yoansa di kelas 58,1-61,0 kilogram putra, Kamelia Kususma Ning Sarwono Putri di kelas 50,1-54,0 kilogram putri, dan Ivan Klinov Seraf Boanerges di kelas 70,1-80 kilogram putra.
Selain lima cabor peraih emas tersebut, ada lima lagi cabor yang berhasil menyumbangkan medali untuk Kota Batu. Yaitu cabor balap sepeda, karate, selam, taekwondo dan wushu.
Cabor balap sepeda yang mengirimkan lima orang atletnya dipaksa membawa pulang satu perunggu dari nomor MTB Downhill putri atas nama Elsa Cindy Nora Meilany. Atlet perempuan 16 tahun ini membuat kejutan karena nyaris tidak berangkat ke arena perlombaan karena terlambat mendapat restu orang tua.
Kualitas medali dari balap sepeda turun dibanding dengan raihan Porprov 2015 lalu. Pada Porprov 2015 lalu, balap sepeda menyumbang satu emas di kelas MTB Donwnhill.
Di cabor karate, 12 orang atlet yang turun ke arena Graha Sandia Tuban membawa pulang satu perak dan satu perunggu. Perak diraih oleh Raihan Afif Edisyah di nomor Kumite -67 kilogram putra. Sedangkan perunggu diraih Eldien Zaura I'tamada di nomor Kumite -61 kilogram putri.
Perolehan medali dari karate ini menyamai prestasi yang mereka ukir pada Porprov 2015 lalu, yakni satu perak dan satu perunggu.
Tim selam Kota Batu yang sempat menjadi tumpuan harapan penyumbang emas akhirnya juga harus puas dengan tiga perunggu. Sejumlah 12 orang atlet harus mengakui keunggulan lawan-lawannya yang bertanding di kolam renang Petrokimia Gresik.
Tiga perunggu itu dipersembahkan oleh Salva Almayda Putri di dua nomor pertandingan. Yakni Monofins Swimming 400 m Surface putri dan Monofins Swimming 200 m Surface putri. Satu perunggu lagi dibawa pulang Nafa Amadea di nomor Bifins Swimming 50 m putri.
Dibanding dengan porprov 2015 lalu, perolehan medali di cabor selam meningkat. Kala itu selam menyumbang satu medali perunggu pada nomor Bifins Swimming 100 meter Surface putri atas nama Nafa Amadea.
Di cabor taekwondo, atlet Finza Lazuardi Rahma yang turun di nomor Under 68 kilogram putra menyelamatkan kehormatan 8 atlet taekwondo Kota Batu yang bertanding di Lamongan. Finza meraih satu perak.
Perolehan jumlah medali cabor taekwondo ini termasuk mengalami penurunan dibanding Porprov 2015. Empat tahun lalu, Taekwondo Kota Batu yang mengirim sembilan atlet berhasil meraih satu medali perak dan dua medali perunggu. Medali perak diraih oleh Deny Pradana di kelas over 87 kilogram.
Cabor penyumbang medali lainnya adalah wushu. Dari delapan belas atlet yang dikirim, empat atlet diantaranya mempersembahkan tiga perak dan dua perunggu.
Dua perak masing-masing diraih dari nomor Taolu Taiji Quan putra (Randhu Pranawidya) dan nomor Taolu Dullian/Berpasangan putra (oleh Randhu Pranawidya, Alexandro Arya Kurniawan). Satu perak lagi diraih dari nomor Taolu Dullian/Berpasangan putri Ersyalina Evanty, Dyfia Maghfira Rahmadhani).
Untuk dua perunggu masing-masing diraih dari nomor Sanda -60 kilogram putra atas nama Ahmad Robie Avensina Okta Surya dan nomor Sanda -52 kilogram putri atas nama Meirina Pradita Tungga Dewi.
Sementara itu, untuk cabor panahan yang pada Porprov 2015 menyumbang satu medali perak, kali ini harus pulang tanpa medali. Sebelas orang atlet yang dikirim belum bisa mengungguli lawan-lawannya dari 37 kota/kabupaten di Jatim.
Begitu pula dengan cabor pencak silat. Di Porprov 2019 ini, cabor silat belum bisa membawa pulang medali Padahal pada Porprov 2015 lalu pencak silat bisa mempersembahkan satu perak atas nama Firdiah Isrin T Lewenusa.
Pada Porprov 2019, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Batu hanya mengirimkan satu orang atletnya yakni Kwanda Kresna Bayu Seta yang turun di kelas E (65 kilogram) putra. Kwanda gagal dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami cedera.
Cabor-cabor lain yang bertanding dan belum berhasil membawa pulang medali adalah sepak bola, voli pantai, bulu tangkis, drumband, catur, futsal, atletik, tenis meja, bridge, tenis lapangan, dan renang. (*)
Penulis: Ardi Nugroho
Editor: Yosi Arbianto
Hingga penutupan porprov 13 Juli 2019, kontingen Kota Batu meraih 26 medali yang terdiri dari 5 emas, 9 perak, dan 12 perunggu. Perolehan ini belum memenuhi target yang ditetapkan KONI Kota Batu, yakni sepuluh emas dan/atau masuk 10 besar.
Baca: Kirim 198 Atlet, Kota Batu Target 10 Emas di Porprov Jatim 2019
Dibanding dengan Porprov Jatim 2015 lalu, jumlah total atau kuantitas medali yang diraih Kota Batu meningkat. Tahun 2015 lalu, kontingen Kota Batu hanya membawa pulang 18 medali.
Poin total yang diperoleh juga meningkat dibanding Porprov 2015 lalu. Poin pada 2019 ini total 50 poin. Sedangkan perolehan poin pada 2015 lalu di angka 40 poin
Sayangnya, meski jumlah medali bertambah, tetapi emas yang diraih pada 2019 ini minus satu dibanding 2015 lalu. Pada 2015, medali emas yang dibawa pulang sejumlah 6 medali.
Lima medali emas tahun ini disumbang dari lima cabang olahraga (cabor). Yakni tinju satu emas, paralayang dengan satu emas, biliar satu emas, gulat satu emas, dan tarung derajat satu emas.
Cabor tinju yang tahun 2015 menyumbang empat emas akhirnya hanya membawa pulang satu emas dan satu perunggu.
Emas direbut oleh Rizky Satria Sukma Putra Ngabalin yang bertanding di kelas 69 kilogram putra. Sedangkan perunggu diraih Revandi Mahardika yang turun di kelas 49 kilogram putra. Cabor tinju total menerjunkan tujuh orang atlet unggulannya.
Kontingen Kota Batu cabor paralayang untuk pertama kalinya bisa menyumbang emas. Pada Porprov 2015 lalu, cabor paralayang masih masuk kategori eksibisi (hiburan).
Kiprah tim paralayang Kota Batu sempat memukau lawan maupun kawan dengan meraih medali emas pertama dalam porprov 2019 atas nama Maxwell Christephane Benen.
Ketika itu daerah lain belum mengumpulkan medali satu pun. Kota Batu sebelum upacara pembukaan 6 Juli 2019 sempat berada di peringkat satu. Skor yang ditorehkan Maxwell pun sempurna, yakni skor nol '0' untuk nomor Akurasi Individu putra.
Sayangnya, awal yang bagus ini belum bisa membuat kontingen paralayang yang berjumlah 19 orang sapu bersih medali emas. Dalam perkembangannya, cabor paralayang akhirnya hanya mengantongi satu emas, satu perak dan dua perunggu.
Emas diraih oleh Maxwell Christephane Benen di nomor Akurasi Individu putra, perak oleh Galuh Ade Pristanto nomor Akurasi Individu putra. Sedangkan dua perunggu masing-masing dari nomor Akurasi Beregu putra (Viki Mahardika, Timbul Prasetyo Wibowo) dan nomor Akurasi Beregu putri (Syahdana Revi, Shaira Adya Putri P).
Cabor yang kali ini penuh kejutan adalah biliar. Olahraga bola sodok ini tidak termasuk dalam cabor yang diunggulkan bisa meraih emas. Karena pada porprov 2015 lalu tim biliar kandas di babak penyisihan.
Namun faktanya, di menit-menit terakhir, Galuh Okky Wijaya dan Suryo Adi Suprobo yang turun dalam nomor 10 Ball Double putra berhasil menggondol emas. Anggota tim biliar yang berjumlah total 7 orang pun bisa tersenyum gembira saat meninggalkan GOR Joko Samudro, Gresik.
Emas selanjutnya dipersembahkan oleh cabor gulat yang digelar di Lamongan Sport Center. Atlet Dimas Fajri Wicaksono merebut emas di nomor Greco 67 kilogram putra. Lagu Padamu Negeri pun mengalun mengiringi pengerekan bendera logo Kota Batu di Lamongan Sport Center.
Selain emas, gulat juga meraih dua perunggu. Masing-masing dipersembahkan oleh atlet Chandra Hafis Vidiarga di nomor Greco 55 kilogram putra dan Bahrul Fitra Akbar di nomor Bebas 74 kilogram putra.
Emas terakhir untuk Kota Batu diperoleh dari cabor tarung derajat. Empat atletnya masuk final. Tetapi hanya satu yang berhasil menjadi jawara dan mengalungi medali emas. Dia adalah Aryo Pandu yang terjun di kelas 45,1-49,0 kilogram putra.
Sedangkan tiga atlet lainnya harus mengakui lawannya dan membawa pulang medali perak. Ketiganya adalah Nuggy Rezzaindi Yoansa di kelas 58,1-61,0 kilogram putra, Kamelia Kususma Ning Sarwono Putri di kelas 50,1-54,0 kilogram putri, dan Ivan Klinov Seraf Boanerges di kelas 70,1-80 kilogram putra.
Selain lima cabor peraih emas tersebut, ada lima lagi cabor yang berhasil menyumbangkan medali untuk Kota Batu. Yaitu cabor balap sepeda, karate, selam, taekwondo dan wushu.
Cabor balap sepeda yang mengirimkan lima orang atletnya dipaksa membawa pulang satu perunggu dari nomor MTB Downhill putri atas nama Elsa Cindy Nora Meilany. Atlet perempuan 16 tahun ini membuat kejutan karena nyaris tidak berangkat ke arena perlombaan karena terlambat mendapat restu orang tua.
Kualitas medali dari balap sepeda turun dibanding dengan raihan Porprov 2015 lalu. Pada Porprov 2015 lalu, balap sepeda menyumbang satu emas di kelas MTB Donwnhill.
Di cabor karate, 12 orang atlet yang turun ke arena Graha Sandia Tuban membawa pulang satu perak dan satu perunggu. Perak diraih oleh Raihan Afif Edisyah di nomor Kumite -67 kilogram putra. Sedangkan perunggu diraih Eldien Zaura I'tamada di nomor Kumite -61 kilogram putri.
Perolehan medali dari karate ini menyamai prestasi yang mereka ukir pada Porprov 2015 lalu, yakni satu perak dan satu perunggu.
Tim selam Kota Batu yang sempat menjadi tumpuan harapan penyumbang emas akhirnya juga harus puas dengan tiga perunggu. Sejumlah 12 orang atlet harus mengakui keunggulan lawan-lawannya yang bertanding di kolam renang Petrokimia Gresik.
Tiga perunggu itu dipersembahkan oleh Salva Almayda Putri di dua nomor pertandingan. Yakni Monofins Swimming 400 m Surface putri dan Monofins Swimming 200 m Surface putri. Satu perunggu lagi dibawa pulang Nafa Amadea di nomor Bifins Swimming 50 m putri.
Dibanding dengan porprov 2015 lalu, perolehan medali di cabor selam meningkat. Kala itu selam menyumbang satu medali perunggu pada nomor Bifins Swimming 100 meter Surface putri atas nama Nafa Amadea.
Di cabor taekwondo, atlet Finza Lazuardi Rahma yang turun di nomor Under 68 kilogram putra menyelamatkan kehormatan 8 atlet taekwondo Kota Batu yang bertanding di Lamongan. Finza meraih satu perak.
Perolehan jumlah medali cabor taekwondo ini termasuk mengalami penurunan dibanding Porprov 2015. Empat tahun lalu, Taekwondo Kota Batu yang mengirim sembilan atlet berhasil meraih satu medali perak dan dua medali perunggu. Medali perak diraih oleh Deny Pradana di kelas over 87 kilogram.
Cabor penyumbang medali lainnya adalah wushu. Dari delapan belas atlet yang dikirim, empat atlet diantaranya mempersembahkan tiga perak dan dua perunggu.
Dua perak masing-masing diraih dari nomor Taolu Taiji Quan putra (Randhu Pranawidya) dan nomor Taolu Dullian/Berpasangan putra (oleh Randhu Pranawidya, Alexandro Arya Kurniawan). Satu perak lagi diraih dari nomor Taolu Dullian/Berpasangan putri Ersyalina Evanty, Dyfia Maghfira Rahmadhani).
Untuk dua perunggu masing-masing diraih dari nomor Sanda -60 kilogram putra atas nama Ahmad Robie Avensina Okta Surya dan nomor Sanda -52 kilogram putri atas nama Meirina Pradita Tungga Dewi.
Sementara itu, untuk cabor panahan yang pada Porprov 2015 menyumbang satu medali perak, kali ini harus pulang tanpa medali. Sebelas orang atlet yang dikirim belum bisa mengungguli lawan-lawannya dari 37 kota/kabupaten di Jatim.
Begitu pula dengan cabor pencak silat. Di Porprov 2019 ini, cabor silat belum bisa membawa pulang medali Padahal pada Porprov 2015 lalu pencak silat bisa mempersembahkan satu perak atas nama Firdiah Isrin T Lewenusa.
Pada Porprov 2019, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Batu hanya mengirimkan satu orang atletnya yakni Kwanda Kresna Bayu Seta yang turun di kelas E (65 kilogram) putra. Kwanda gagal dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami cedera.
Cabor-cabor lain yang bertanding dan belum berhasil membawa pulang medali adalah sepak bola, voli pantai, bulu tangkis, drumband, catur, futsal, atletik, tenis meja, bridge, tenis lapangan, dan renang. (*)
Penulis: Ardi Nugroho
Editor: Yosi Arbianto