Penampilan Fiersa Besari dalam Konser Menuju Istirahat (Foto: Instagram@fiersabesari for BATUKITA.com)
BATUKITA-Jakarta - Fiersa Besari ingin meninggalkan kenangan manis bagi penggemarnya dengan menghadirkan 'Konser Menuju Istirahat' di Annex Building, Jakarta Sabtu 11 Januari 2020.
Dalam sorotan lampu panggung merah dan biru, dia pun membuka penampilannya dengan melantunkan 'Juara Kedua'.
"...Mampukah kekasihmu setangguh aku?
Menunggu tapi tak ditunggu
Bertahan tapi tak ditahan..."
Penggemar langsung menyambut antusias saat Fiersa memulai petikan gitarnya. Tanpa diminta, penonton pun ikut bernyanyi.
"Halo, jadi biasanya kalau nonton Fiersa kan berdiri ya, tapi sengaja malam ini dibikin duduk. Ada banyak lagu yang biasanya enggak dibawain, akan dibawain malam ini dan lagu-lagu ini emang enaknya didengerin sambil duduk," kata Fiersa menyapa penonton.
Fiersa yang dikenal dengan lagu-lagu cintanya, cukup banyak membawakan tembang-tembang galau. Semakin galau musik yang dimainkannya, penonton pun makin terlihat senang.
"Lagu itu dulu galau banget, hidup saya dulu galau terus kayaknya. Tapi sekarang udah enggak galau lagi, enggak apa-apa lah ya galau yang penting jadi royalti," ujar Fiersa usai menyanyikan "Aku Tanpamu".
Pria yang telah menghasilkan lima novel ini, memenuhi janjinya dengan membawakan lagu-lagu yang jarang dinyanyikan secara live. Misalnya "Rumah", "Sepasang Pendaki", "Cerita Panjang di Hidup yang Singkat", "Edelweisse", "Samar" hingga "Bukan Lagu Valentine".
"Ternyata pada hafal ya," katanya.
Dalam konser ini, Fiersa juga menceritakan kisah tentang lagu-lagu ciptaannya seperti "April", "Nadir", "Garis Terdepan", "Belum Punah" dan "Lembayung".
Semakin malam, Fiersa membawakan lagu yang bertambah galau. Namun, penggemarnya sangat menikmati dan semakin kencang bernyanyi.
"Kalian kalau lagunya sedih-sedihan kok seneng banget ya," ujar pemilik novel "Konspirasi Alam Semesta" itu.
Untuk lagu "Waktu yang Salah", Fiersa berkolaborasi dengan Thanri Sundari, yang merupakan teman kolaborasi Fiersa pada versi asli lagu tersebut.
"Pelukku untuk Pelikmu" dan "Celengan Rindu" menjadi dua lagu pamungkas untuk "Konser Menuju Istirahat". Lagu tersebut pun menjadi penutup yang manis untuk dikenang oleh Fiersa dan juga penggemarnya.
"Saya mau cuti tahun ini, ketika saya memejamkan mata, saya yakin bayangan kalian yang akan selalu saya kenang. Terima kasih kawan-kawan semua, jangan lupa untuk menabung hati di celengan rindu," katanya.
Editor: Yosi Arbianto
Dalam sorotan lampu panggung merah dan biru, dia pun membuka penampilannya dengan melantunkan 'Juara Kedua'.
"...Mampukah kekasihmu setangguh aku?
Menunggu tapi tak ditunggu
Bertahan tapi tak ditahan..."
Penggemar langsung menyambut antusias saat Fiersa memulai petikan gitarnya. Tanpa diminta, penonton pun ikut bernyanyi.
"Halo, jadi biasanya kalau nonton Fiersa kan berdiri ya, tapi sengaja malam ini dibikin duduk. Ada banyak lagu yang biasanya enggak dibawain, akan dibawain malam ini dan lagu-lagu ini emang enaknya didengerin sambil duduk," kata Fiersa menyapa penonton.
Fiersa yang dikenal dengan lagu-lagu cintanya, cukup banyak membawakan tembang-tembang galau. Semakin galau musik yang dimainkannya, penonton pun makin terlihat senang.
"Lagu itu dulu galau banget, hidup saya dulu galau terus kayaknya. Tapi sekarang udah enggak galau lagi, enggak apa-apa lah ya galau yang penting jadi royalti," ujar Fiersa usai menyanyikan "Aku Tanpamu".
Pria yang telah menghasilkan lima novel ini, memenuhi janjinya dengan membawakan lagu-lagu yang jarang dinyanyikan secara live. Misalnya "Rumah", "Sepasang Pendaki", "Cerita Panjang di Hidup yang Singkat", "Edelweisse", "Samar" hingga "Bukan Lagu Valentine".
"Ternyata pada hafal ya," katanya.
Dalam konser ini, Fiersa juga menceritakan kisah tentang lagu-lagu ciptaannya seperti "April", "Nadir", "Garis Terdepan", "Belum Punah" dan "Lembayung".
Semakin malam, Fiersa membawakan lagu yang bertambah galau. Namun, penggemarnya sangat menikmati dan semakin kencang bernyanyi.
"Kalian kalau lagunya sedih-sedihan kok seneng banget ya," ujar pemilik novel "Konspirasi Alam Semesta" itu.
Untuk lagu "Waktu yang Salah", Fiersa berkolaborasi dengan Thanri Sundari, yang merupakan teman kolaborasi Fiersa pada versi asli lagu tersebut.
"Pelukku untuk Pelikmu" dan "Celengan Rindu" menjadi dua lagu pamungkas untuk "Konser Menuju Istirahat". Lagu tersebut pun menjadi penutup yang manis untuk dikenang oleh Fiersa dan juga penggemarnya.
"Saya mau cuti tahun ini, ketika saya memejamkan mata, saya yakin bayangan kalian yang akan selalu saya kenang. Terima kasih kawan-kawan semua, jangan lupa untuk menabung hati di celengan rindu," katanya.
Editor: Yosi Arbianto