Tanaman jambu dalam pot (Foto: bibitonline.com for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kota Batu - Memiliki tanaman buah dalam pot (tabulampot) yang berbuah lebat sungguh membanggakan. Namun pada musim berikutnya, tak banyak pemilik yang berhasil membuahkan kembali.
Atau kalau berbuah, jumlahnya semakin sedikit. Pada musim selanjutnya, tak lagi berbuah. Tanaman pun tampak kurang sehat. Ujungnya, pemilik putus asa dan menyingkirkan tabulampot itu dari pandangan mata.
Tabulampot bisa berupa tanaman mangga, jambu, durian, jeruk, dan segala macam buah dengan pohon berkayu.
Apakah Anda pernah mengalami hal demikian? Jangan putus asa. Ambil kembali tabulampot Anda yang masih hidup. Dan mulai rawat dengan tips yang dihimpun BatuKita berikut ini.
Menurut Sukarman, petani bibit tanaman buah di Sidomulyo Kota Batu, tabulampot mogok berbuah adalah masalah klasik bagi para hobiis. "Masalahnya bukan hanya pada pemupukan dan air saja," kata Karman.
Merawat Perakaran
Supaya berbuah kembali, kondisi tanaman harus kembali sehat dan prima. Dan kesehatan tanaman dimulai dari perakaran. Untuk pembuahan tabulampot, perlu sebanyak mungkin akar-akar muda. Sebab, respon perakaran tua di dalam pot terhadap unsur hara sudah sangat berkurang.
Dengan kondisi akar tua, pemupukan dan penambahan senyawa pada akar yang lemah dapat menumpuk. Unsur yang gagal terserap akar tanaman akan berubah meracuni tanaman. Itulah mengapa penambahan pupuk malah membuat tanaman terlihat tidak sehat.
"Oleh karena itu, perakaran harus diremajakan lebih dahulu. Dengan memangkas ujung-ujung akar tua dan kurang berfungsi optimal," saran Sukarman.
Caranya ada dua. Pertama dengan mengganti pot dengan ukuran lebih besar. Keluarkan tanaman dari pot lama, pangkas ujung-ujung akar, lalu masukkan ke pot baru. Selanjutnya tambah dengan media tanam.
Namun, jika tidak ingin mengganti pot, bisa pilih cara kedua. Caranya, mula-mula pangkas akar dengan menggunakan linggis atau sekop kecil yang tajam.
Caraya tusuk-tusukkan alat tersebut ke sekeliling tanaman selebar 5cm-10cm dari pinggir pot sampai kedalaman separuh atau 3/4 dari tinggi pot.
Selanjutnya keluarkan media tanam yang telah tercampur potongan akar. Kemudian tambahkan media tanam baru berupa campuran tanah, pupuk kandang, sekam, dan hasil pembakaran sisa tanaman dengan perbandingan 1:1:1:1.
Komposisi media seperti itu selain gembur dan remah, juga mengandung unsur hara lengkap yang berasal dari pupuk kandang dan sisa pembakaran bahan organik.
Setelah media diganti, penyiraman dilakukan secara rutin.
Untuk mempercepat tumbuhnya akar, bisa ditambahkan hormon perangsang akar. Misalnya Atonik atau Gandasil. Dosisnya, sesuai anjuran dan diberikan bersamaan dengan penyiraman.
Dalam sebulan atau beberapa minggu, akar-akar baru sudah tumbuh. Cirinya dengan ditandai oleh tumbuhnya tunas baru.
Merangsang Pembungaan
Proses pembungaan bisa mulai dirangsang setelah tanaman benar-benar tumbuh sehat. Rangsangan pembungaan diberikan melalui stres air, pemupukan atau pemberian hormon.
Stres air diberlakukan dengan cara tanaman tidak diberi air, atau puasa air hingga tanaman layu.
Setelah itu, tanaman disiram. Setelah dua hari diberikan pupuk berkadar P (phosphor) tinggi. Misalnya campuran Urea, SP 36. dan KCl dengan perbandingan 1: 2:2.
Bisa juga diberikan NPK 15.15.15 ditambah SP36.
Dosis pemberian pupuk berkadar P tinggi adalah sebulan sekali sebanyak satu sendok makan. Caranya dengan disebar di tepi pot setelah sebelumnya tanah sedikit dilubangi. Lalu pupuk ditutup tanah kembali.
Sebagai pelengkap, bisa disemprotkan pupuk daun dengan dosis satu sendok makan dilarutkan dalam 20 liter air.
Penyemprotan diarahkan pada seluruh tajuk tanaman dan diupayakan di bagian bawah permukaan daun. Ini karena bagian bawah permukaan daun tempat klorofil paling banyak.
Sebagai pengganti pupuk daun, bisa memakai abu sia pembakaran tulang belulang, ikan atau hewan Sebab, bahan-bahan itu mengandung unsur-unsur hara mikro yang relatif lengkap.
Bahan-bahan itu dikuburkan di dalam media tanah dalam pot.
Atau bila ingin praktis, dapat diberikan pupuk tablet NPK plus berkadar P tinggi setiap 4-6 bulan sekali sebanyak 6 butir berbobot atau berat 10 gram per tanaman.
Biasanya setelah perlakuan tersebut, tanaman akan memunculkan bunga pada 3-5 bulan kemudian tergantung varietas.
Tanaman yang telah berbunga disiram secara rutin untuk mencegah kerontokan. Lalu buah yang terbentuk segera dibungkus kertas untuk menghindari serangan hama. Agar buah lebih manis saat dipanen, penyiraman dikurangi sejak 20 hari sebelum panen. Selamat mencoba! (*)
Penulis: Yosi Arbianto