Candi Songgoriti sebelum dipugar dengan latar belakang BadHotel (hotel terapi mandi/spa) di sebelah utara candi. BadHotel ini bisa jadi sama konsepnya dengan badHotel di Hinterlux Austria (Foto: Studio Songgoriti for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kota Batu - Konsep terapi mandi atau spa air panas Songgoriti telah diwariskan hingga tiga zaman. Yakni mulai masa Mpu Sindok abad ke-10, penjajahan Belanda 1911 lalu zaman modern.
Sejarawan arkeolog Dwi Cahyono menegaskan terapi pengobatan inilah menjadi salah satu dasar dibangunnya Candi Songgoriti di masa Mpu Sindok.
Candi Songgoriti adalah candi pathirtan Siwais. Banyak yang meyakini candi ini sebagai lokasi mandi terapi air panas alami mengandung mineral dan belerang.
Terapi air panas alami mengandung mineral dan belerang ini adalah cara pengobatan zaman kerajaaan yang ada kawasan Songgoriti. Yakni untuk terapi keluhan tulang, relaksasi tubuh dan kesehatan kulit.
Lalu mulai 1911-an, kawasan Songgoriti terkenal di antara warga negara asing (Belanda, Eropa) dengan keberadaan BadHotel.
Bad dalam bahasa Belanda berarti mandi. Di BadHotel ini, selain sebagai penginapan juga ada layanan mandi atau spa air hangat mengandung belerang.
BadHotel Songgoriti didirikan 1911 (anno 1991). Itu terlihat dari foto lama tentang BadHotel, yang salah satunya diabadikan studio Songgoriti.
Dengan foto-foto itu, diasumsikan warga Belanda dan asing banyak yang datang ke Songgoriti. Mereka menikmati kesejukan hawa Kota Batu kala itu, berolahraga, sekaligus mandi terapi dan menginap di BadHotel.
Dari hasil penelusuran, BadHotel yang masih ada saat ini salah satunya di Hintertux, Österreich, Austria. Tepatnya di kaki Gletser Tux, Austria. Namanya Badhotel Kirchler yang didirikan pada 1847 yang masih beroperasi sampai sekarang.
Apakah BadHotel di Songgoriti berhubungan dengan BadHotel di Austria ini? Sulit menemukan benang merahnya untuk saat ini.
Namun, dari sisi konsep, bisa jadi mirip. Air hangat alami telah digunakan oleh keluarga Kirchler (pemilik hotel) selama lebih dari 150 tahun.
Air panas mengalir dari sumbernya melalui saluran langsung secara eksklusif ke dalam hotel. Air panas mengandung bahan-bahan bermanfaat seperti sulfur, asam karbonat, dan radon.
Hotel menyiapkan kolam dalam ruangan dengan suhu kira-kira 28 derajat Celcius. Airnya mengandung lebih sedikit zar asam sehingga membuat rambut lebih lembut.
Terapi mandi atau spa ini untuk menyembuhkan dan membantu mengurangi ketegangan otot, kesehatan kulit. Juga sebagai terapi penyakit kardiovaskular, rematik, dan gangguan muskuloskeletal.
Tokoh Songgoriti berusia 73 tahun bernama Segertijo mengatakan, dirinya tidak melihat langsung keberadaan BadHotel itu. Sebab ia baru lahir pada 1947 atau 36 tahun setelah BadHotel didirikan.
Tentang sisa bangunan Belanda yang kemungkinan adalah BadHotel? Ia mengaku pernah mengetahuinya. Tetapi saat itu bangunan itu telah menjadi sebuah rumah sakit dan pabrik limun. Segertijo hanya mengiyakan bahwa bangunan zaman Belanda yang telah dirobohkan itu dulu terdapat banyak kamar.
"Kalau hotel saya kok tidak ingat. Setahu saya dulu ada bangunan Belanda untuk rumah sakit dan pabrik limun di Songgoriti ini. Tetapi sekarang sudah tidak ada," kata mantan Ketua RW 1 ini.
Setelah Kemerdekaan RI, kawasan Songgoriti mulai yang dikelola masyarakat. Tepatnya pada 1948, warga mendirikan penginapan masyarakat yang menjadi cikal bakal Hotel Air Panas Songgoriti. Catatan ini ada dalam sejarah Hotel Air Panas Songgoriti. Terapi mandi dan spa itu kini bernama Pemandian Air Panas Alami (PAPA).
Konsep Hotel Air Panas Songgoriti bisa dikatakan meneruskan apa yang dilakukan BadHotel masa lampau.
Selanjutnya pada 1976, kawasan Songgoriti berkembang pesat dengan dibangunnya taman rekreasi, kolam renang, dan taman bermain anak.
Pengelolaan kawasan Songgoriti saat itu pun beralih dari masyarakat ke Pemerintah Kabupaten Malang. Dalam prosesnya pengelolaan dilakukan Perusahana Daerah Jasa Yasa.
Lalu ada pembangunan Taman Rekreasi Tirta Nirwana milik swasta. Lokasi wisata ini berisi kolam pemandian air dingin, playground dan taman.
Kini, terapi mandi dan spa air panas di Songgoriti masih dikelola. Baik oleh masyarakat, Pemerintah Kabupaten Malang maupun swasta.
Lokasi terapi mandi yang dikelola masyarakat letaknya di sebelah barat Candi Songgoriti. Ongkosnya sangat ringan di kantong.
Lokasi kedua ada di PAPA (Pemandian Air Panas Alami) Hotel Songgoriti. Namun kini kondisinya tidak beroperasi optimal.
Lokasi ketiga adalah spa air panas di Hotel The Onsen yang dikelola lebih modern.(*)
Yosi Arbianto
Sejarawan arkeolog Dwi Cahyono menegaskan terapi pengobatan inilah menjadi salah satu dasar dibangunnya Candi Songgoriti di masa Mpu Sindok.
Candi Songgoriti adalah candi pathirtan Siwais. Banyak yang meyakini candi ini sebagai lokasi mandi terapi air panas alami mengandung mineral dan belerang.
Terapi air panas alami mengandung mineral dan belerang ini adalah cara pengobatan zaman kerajaaan yang ada kawasan Songgoriti. Yakni untuk terapi keluhan tulang, relaksasi tubuh dan kesehatan kulit.
Lalu mulai 1911-an, kawasan Songgoriti terkenal di antara warga negara asing (Belanda, Eropa) dengan keberadaan BadHotel.
Bad dalam bahasa Belanda berarti mandi. Di BadHotel ini, selain sebagai penginapan juga ada layanan mandi atau spa air hangat mengandung belerang.
BadHotel Songgoriti didirikan 1911 (anno 1991). Itu terlihat dari foto lama tentang BadHotel, yang salah satunya diabadikan studio Songgoriti.
Dengan foto-foto itu, diasumsikan warga Belanda dan asing banyak yang datang ke Songgoriti. Mereka menikmati kesejukan hawa Kota Batu kala itu, berolahraga, sekaligus mandi terapi dan menginap di BadHotel.
Dari hasil penelusuran, BadHotel yang masih ada saat ini salah satunya di Hintertux, Österreich, Austria. Tepatnya di kaki Gletser Tux, Austria. Namanya Badhotel Kirchler yang didirikan pada 1847 yang masih beroperasi sampai sekarang.
Apakah BadHotel di Songgoriti berhubungan dengan BadHotel di Austria ini? Sulit menemukan benang merahnya untuk saat ini.
Namun, dari sisi konsep, bisa jadi mirip. Air hangat alami telah digunakan oleh keluarga Kirchler (pemilik hotel) selama lebih dari 150 tahun.
Air panas mengalir dari sumbernya melalui saluran langsung secara eksklusif ke dalam hotel. Air panas mengandung bahan-bahan bermanfaat seperti sulfur, asam karbonat, dan radon.
Hotel menyiapkan kolam dalam ruangan dengan suhu kira-kira 28 derajat Celcius. Airnya mengandung lebih sedikit zar asam sehingga membuat rambut lebih lembut.
Terapi mandi atau spa ini untuk menyembuhkan dan membantu mengurangi ketegangan otot, kesehatan kulit. Juga sebagai terapi penyakit kardiovaskular, rematik, dan gangguan muskuloskeletal.
Tokoh Songgoriti berusia 73 tahun bernama Segertijo mengatakan, dirinya tidak melihat langsung keberadaan BadHotel itu. Sebab ia baru lahir pada 1947 atau 36 tahun setelah BadHotel didirikan.
Tentang sisa bangunan Belanda yang kemungkinan adalah BadHotel? Ia mengaku pernah mengetahuinya. Tetapi saat itu bangunan itu telah menjadi sebuah rumah sakit dan pabrik limun. Segertijo hanya mengiyakan bahwa bangunan zaman Belanda yang telah dirobohkan itu dulu terdapat banyak kamar.
"Kalau hotel saya kok tidak ingat. Setahu saya dulu ada bangunan Belanda untuk rumah sakit dan pabrik limun di Songgoriti ini. Tetapi sekarang sudah tidak ada," kata mantan Ketua RW 1 ini.
Setelah Kemerdekaan RI, kawasan Songgoriti mulai yang dikelola masyarakat. Tepatnya pada 1948, warga mendirikan penginapan masyarakat yang menjadi cikal bakal Hotel Air Panas Songgoriti. Catatan ini ada dalam sejarah Hotel Air Panas Songgoriti. Terapi mandi dan spa itu kini bernama Pemandian Air Panas Alami (PAPA).
Konsep Hotel Air Panas Songgoriti bisa dikatakan meneruskan apa yang dilakukan BadHotel masa lampau.
Selanjutnya pada 1976, kawasan Songgoriti berkembang pesat dengan dibangunnya taman rekreasi, kolam renang, dan taman bermain anak.
Pengelolaan kawasan Songgoriti saat itu pun beralih dari masyarakat ke Pemerintah Kabupaten Malang. Dalam prosesnya pengelolaan dilakukan Perusahana Daerah Jasa Yasa.
Lalu ada pembangunan Taman Rekreasi Tirta Nirwana milik swasta. Lokasi wisata ini berisi kolam pemandian air dingin, playground dan taman.
Kini, terapi mandi dan spa air panas di Songgoriti masih dikelola. Baik oleh masyarakat, Pemerintah Kabupaten Malang maupun swasta.
Lokasi terapi mandi yang dikelola masyarakat letaknya di sebelah barat Candi Songgoriti. Ongkosnya sangat ringan di kantong.
Lokasi kedua ada di PAPA (Pemandian Air Panas Alami) Hotel Songgoriti. Namun kini kondisinya tidak beroperasi optimal.
Lokasi ketiga adalah spa air panas di Hotel The Onsen yang dikelola lebih modern.(*)
Yosi Arbianto
Baca juga:
- Sejarah Daerah Batu-Malang (1): Awal Mula Kehidupan Manusia di Daerah (Kota) Batu
- Sejarah Daerah Batu-Malang (2): Jejak Masa Megalitikum di Kota Batu
- Sejarah Daerah Batu-Malang (3): Religiositas Warga Batu Mulai Masa Megalitikum
- Sejarah Daerah Batu-Malang (4): Desa Batu Ada Sejak Hindu-Buddha Abad 10
- Sejarah Daerah Batu-Malang (5): Prasasti Sangguran Bukti Daerah Batu Istimewa
- Sejarah Daerah Batu-Malang (5A): Candi Mananjung Ditemukan
- Sejarah Daerah Batu-Malang (6): Raja Mpu Sindok Wariskan Candi Songgoriti
- Sejarah Daerah Batu Malang (6-A): Pemandian Warisan Mpu Sindok Diteruskan Belanda
- Sejarah Daerah Batu-Malang (7): Ken Arok, Lakon Kontroversial dari Batu-Malang
- Sejarah Daerah Batu-Malang (8): Zaman Majapahit, Batu-Malang Desa Agraris Otonom
- Sejarah Daerah Batu-Malang (9): Awal dan Corak Pengaruh Islam di Kota Batu
- Sejarah Daerah Batu Malang (10): Mbah Mbatu Bukan yang Pertama
- Sejarah Daerah Batu Malang (11): Awal Penjajah Kolonial Masuk Daerah Batu
- Sejarah Daerah Batu Malang (12): Masuknya Pertanian Kolonial di Daerah Batu
- Sejarah Daerah Batu Malang (13): Juragan & Saudagar Masa Kolonial
- Sejarah Daerah Batu Malang (14): Era Belanda, Batu di Bawah Kecamatan Sisir
- Sejarah Daerah Batu Malang (15): Jepang Datang ke Batu Hanya 60 Orang
- Sejarah Daerah Batu Malang (16): Batu Masa Kemerdekaan
- Sejarah Daerah Batu Malang (17): Agresi Militer 1, Belanda Kuasai Batu Lebih Dulu
- Sejarah Daerah Batu Malang (18): Pujon Jadi Basis Pejuang dan Pengungsi saat Agresi Belanda I
- Sejarah Daerah Batu Malang (19): Sebagian Nama Pahlawan saat Agresi Militer Belanda
- Sejarah Daerah Batu Malang (20): Kota Batu Saksi Bisu Kerugian Perjanjian Renville
- Sejarah Daerah Batu Malang (21): Mulai 1950, Batu di Bawah Kawedanan Pujon
- Sejarah Daerah Batu Malang (22): Tahun 1993-2001 Berstatus Kotatif Batu