BATUKITA.COM-Gunungsitoli - Desa Tumöri, Kecamatan Gunungsitoli Barat, Kota Gunungsitoli, Nias mendapat kunjungan tamu istimewa.
West Sumatera Yacht Rally 2022 berlangsung dari 15 Maret 2022 hingga 10 Juni 2022. Melintasi 14 titik pemberhentian di Pulau Sumatera wilayah barat. Berangkat dari Sabang dan berakhir di Natuna.
Kegiatan ini diikuti oleh 15 yacht, dengan jumlah peserta 26 orang dari berbagai negara. Untuk di Kota Gunungsitoli singgah tujuh (7) yacht dengan 18 orang peserta dari delapan (8) negara.
Bagi peserta West Sumatera Yacht Rally 2022 Desa Tumöri tentu sangat spesial.
Mengingat desa ini adalah salah satu desa yang memiliki arsitektur rumah asli Nias peninggalan nenek moyang. Rumah ini terbukti anti gempa.
Lebih dari itu, desa ini masih menyimpan banyak warisan budaya asli Nias. Misalnya kuliner, tata krama, upacara adat, tarian dan cara hidup masyarakatnya.
Rumah adat Nias itu bernama "Omo Hada" sebagai kekayaan budaya arsitektur bangunan nusantara.
Rumah-rumah adat ini terancam punah. Namun masih tersisa di tiga desa wilayah Kecamatan Gunungsitoli Barat, Kota Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara, salah satunya di Desa Tumori.
Rumah adat Omo Hada yang berusia hampir seratus tahun ini punya ciri khas menarik.
Jenisnya adalah rumah panggung berbentuk oval, seperti mangkuk. Bagian atapnya berbentuk trapesium dengan ditutupi atap rumbia hitam.
Bahannya sebagian besar dari kayu ulin. Bagian fondasi terdiri dari tiang kayu gelondongan yang disusun berdiri menopang bangunan rumah oval. Sebagai penguat fondasi, ada kayu yang disilangkan diantara tiang-tiang fondasi.
Kayu-kayu fondasi itu tidak dipaku melainkan dilekatkan dengan dipahat sesuai sambungan dan dipasak. Dengan fondasi bentuk ini, rumah-rumah panggung itu terbukti relatif tahan gempa.
Sedangkan bagian atasnya tersusun dari papan-papan kayu dengan lubang-lubang jendela tanpa daun jendela. Atapnya berbentuk trapesium yang ditutup rumbia.
Saat terjadi gempa Nias 2005 yang berkekuatan 8,7 SR, bangunan rumah-rumah adat relatif tidak rusak. Dibandingkan bangunan modern yang sebagian besar mengalami rusak sedang hingga berat.
Komentar kagum atas arsitektur Omo Hada Hak diungkapkan Kong Claude Wong, pemilik yacht Always Saturday, yang berprofesi sebagai arsitek.
Wisatawan dari Hongkong ini mengungkapkan kekagumannya terhadap rumah adat Nias, "Bagi saya sebagai seorang arsitek, saya menilai arsitektural dan konstruksi rumah adat Nias cukup rumit dan detail," tuturnya dalam bahasa Inggris.
Atraksi Budaya
Kunjungan wisatawan peserta West Sumatera Yacht Rally 2022 ke Desa Tumöri mendapat sambutan meriah dari warga desa adat.
Wisatawan dan para tamu masuk dengan berjalan kaki. Mereka dikawal fotuwusö (pemuda) yang berpakaian adat, dengan membawa toho (tombak) dan baluse (perisai).
Para pemuda itu melantunkan syair-syair bölihae, yaitu tradisi penyemangat dalam perjalanan dengan iringan musik faritia (gong kecil).
Di lokasi acara, peserta disambut tari Famalega Bola (tari mengusung tempat sirih). Disusul Fangowai dan Fame Afo, yaitu penyambutan berupa tutur adat oleh para tetua adat dan pemberian sirih kepada tamu.
Kemudian ada sajian tari Folaya Ba Gowasa. Yakni tari yang biasa ditampilkan dalam pesta adat.
Mencoba Aktivitas Keseharian Warga
Para tamu juga menyaksikan dan mencoba aktivitas keseharian masyarakat Desa Tumöri.
Misalnya mogai akhe atau memanjat pohon aren untuk mengambil nira sebagai bahan pembuatan tuo nifarö (tuak suling) dan tuo mbanua (tuak kampung).
Kemudian ada proses pembuatan gowi nifufu (ubi yang ditumbuk) dan molöwösi ba mbulu damo (membungkus makanan dengan daun).
Selain itu dilakukan atraksi maneu banio (memanjat pohon kelapa), manula banio (mengupas kelapa dengan alat tradisional).
Kemudian mogao banio (memarut kelapa dengan alat tradisional), dan mananö tuwua (penanaman bibit kelapa) oleh tamu.
Wisatawan juga diajak belajar seni kerajinan molalau tufo keleyemö (menganyam tikar dari bahan tanaman keleyömö), dan mencoba molalau bola (tas anyaman).
Untuk seni musik, para tamu diajak menyaksikan permainan musik tradisional tutuhao (alat musik dari bambu) oleh anak-anak setempat.
Kuliner Tradisional Desa Tumöri
Untuk makan siang, para tamu mendapat suguhan masakan tradisional Nias khas Desa Tumöri.
Yaitu gowi nifufu (ubi tumbuk), lehedalö nifange (daun talas muda gulai), rigi (jagung), gae nirino (pisang rebus), toru (terung).
Ada pula bulu gowirio (daun singkong), tödö gae (jantung pisang rebus), ia nibinögö (ikan pepes).
Termasuk kuliner fale (ikan yang dipepes dengan campuran kelapa muda), simbi mbawi (rahang babi), niowuru (babi asin), fakhe nilöwösi (nasi yang dibungkus daun).
Wisatawan terlihat sangat menikmati menu tradisional yang disuguhkan. Bahkan beberapa di antaranya meminta tambahan makanan untuk dibawa dan dimakan di penginapan.
Jens Peter Yeager, wisatawan dari New Zealand, yang mengemudi yacht SY Escapade mengapresiasi suguhan menu tradisional.
"Saya sangat menikmati menu yang disajikan kepada kami, kemasannya unik, dengan bungkus daun, dan rasanya sangat lezat," tuturnya dalam bahasa Inggris.
Menutup kegiatan kunjungan West Sumatera Yacht Rally 2022, warga Desa Tumöri dan para tamu dan pejabat pemerintah melakukan Tari Maena bersama.
Mereka menari diiringi alat musik tradisional genda (gendang), aramba (gong besar), faritia (gong kecil), koroco (ukulele tradisional khas Nias).
Pemulihan Ekonomi
Kegiatan West Sumatera Yacht Rally 2022 merupakan salah satu event pariwisata yang difasilitasi oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi RI dengan Kementerian Pariwisata RI.
Acara ini diharapkan bisa mendorong promosi pariwisata RI ke dunia pariwisata internasional pasca pandemi.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Gunungsitoli, Gilbert Zebua, menyatakan, "Sebelum pandemi, berbagai event pariwisata berskala nasional dan internasional diselenggarakan di Kepulauan Nias, seperti Ya'ahowu Festival, dan Sail Nias, yang cukup berhasil meningkatkan kunjungan wisata ke kabupaten dan kota di Pulau Nias. Saat pandemi semua event ditiadakan."
"Event West Sumatera Yacht Rally 2020 kami harapkan bisa menjadi pintu masuk kebangkitan pariwisata di Kepulauan Nias, khususnya di Kota Gunungsitoli, untuk mendorong pemulihan kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak akibat pandemi," katanya.
Baca pula: Jejak Arsitektur Kuno Rumah Adat Nias di Desa Tumori Gunungsitoli
Bachtiar Djanan, Wakil Ketua Perkumpulan Hidora menambahkan, kekayaan budaya adalah daya tarik terbesar wisata Indonesia.
Berdasarkan Exit Survey yang dilakukan Pemerintah RI kepada wisatawan mancanegara yang akan meninggalkan Indonesia setelah berwisata, alasan wisatawan datang ke Indonesia adalah 60 persen karena budaya. Kemudian 35 persen karena alam, dan 5 persen karena man made atau buatan.
"Wisata desa adalah media atau alat. Tujuan program pengembangan wisata desa adalah untuk melestarikan budaya, melestarikan alam dan lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya. (#)
Yosi Arbianto