Dengan mesin pemotong rumput, petani bisa menghemat biaya penyiangan rumputdan menekan biaya herbisida. Pak To di Dau Kabupaten Malang tengah menggunakan mesin pemotong rumput di perkebunan jeruk (Foto: BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kabupaten Malang - Mesin pemotong rumput gendong menjadi peralatan wajib dalam pertanian masyarakat sekarang ini.
Dengan mesin pemotong rumput, petani bisa menghemat biaya penyiangan rumput. Lebih dari itu, dengan mesin pemotong rumput, biaya membeli herbisida bisa ditekan hingga nol rupiah.
Keuntungan lain dari penggunaan mesin pemotong rumput adalah didapatkannya bahan untuk pembuatan kompos. Potongan rumput bisa dikumpulkan dan dibuat kompos.
Potongan rumput juga bisa menjadi pakan ternak. Baik ternak sapi maupun kambing milik petani.
Penggunaan mesin pemotong rumput jelas lebih ramah lingkungan. Mesin ini bisa menggantikan fungsi herbisida yang meninggalkan residu dalam tanah dan terjadinya resistensi rumput terhadap bahan kimia.
Penggunaan mesin pemotong rumput untuk mengatasi gulma telah dilakukan sejak lama di perkebunan jeruk, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Susanto, mesin pemotong rumput sangat efektif dibanding manual atau herbisida.
Perhitungan manual adalah menggunakan tenaga manusia. Sehari buruh tani sekitar Rp 75 ribu per orang menggunakan sabit. Maksimal sekitar 1.000 meter persegi.
Bila menggunakan mesin, cukup 1 liter BBM sudah bisa menyiangi 1.000 meter persegi.
"Kalau pakai herbisida, sudah ongkos tenaga kerja, harus beli obatnya (herbisida) lagi. Biaya lebih banyak," katanya.
Ia menggunakan pemotong rumput jenis gendong yang punya tuas fleksibel.
Dalam praktiknya, ia tinggal berjalan dan mengarahkan tuas pemotong di depannya. Rumput sudah terpotong sendiri.
"Harus pakai yang pisau, tidak bisa pakai senar. Karena pisau bisa memotong rumput yang tua," ungkap Pak To, sapaan Susanto.
Dengan mesin pemotong rumput, petani bisa menghemat biaya penyiangan rumput. Lebih dari itu, dengan mesin pemotong rumput, biaya membeli herbisida bisa ditekan hingga nol rupiah.
Keuntungan lain dari penggunaan mesin pemotong rumput adalah didapatkannya bahan untuk pembuatan kompos. Potongan rumput bisa dikumpulkan dan dibuat kompos.
Potongan rumput juga bisa menjadi pakan ternak. Baik ternak sapi maupun kambing milik petani.
Penggunaan mesin pemotong rumput jelas lebih ramah lingkungan. Mesin ini bisa menggantikan fungsi herbisida yang meninggalkan residu dalam tanah dan terjadinya resistensi rumput terhadap bahan kimia.
Penggunaan mesin pemotong rumput untuk mengatasi gulma telah dilakukan sejak lama di perkebunan jeruk, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Menurut Susanto, mesin pemotong rumput sangat efektif dibanding manual atau herbisida.
Perhitungan manual adalah menggunakan tenaga manusia. Sehari buruh tani sekitar Rp 75 ribu per orang menggunakan sabit. Maksimal sekitar 1.000 meter persegi.
Bila menggunakan mesin, cukup 1 liter BBM sudah bisa menyiangi 1.000 meter persegi.
"Kalau pakai herbisida, sudah ongkos tenaga kerja, harus beli obatnya (herbisida) lagi. Biaya lebih banyak," katanya.
Ia menggunakan pemotong rumput jenis gendong yang punya tuas fleksibel.
Dalam praktiknya, ia tinggal berjalan dan mengarahkan tuas pemotong di depannya. Rumput sudah terpotong sendiri.
"Harus pakai yang pisau, tidak bisa pakai senar. Karena pisau bisa memotong rumput yang tua," ungkap Pak To, sapaan Susanto.
Harga Satu Jutaan
Pada akhir 2022, harga mesin pemotong rumput bervariasi. Untuk jenis gendong dengan bahan bakar minyak (BBM), harganya mulai Rp 900 ribu (2 tak) hingga Rp 2 juta (4 tak) per buah. Rentang harga itu juga tergantung merek.
Untuk jenis elektrik (baterai) bahkan lebih murah. Di marketplace ada yang menjualnya mulai Rp 350 ribu per buah.
Sementara, Suroso, petani jeruk lainnya mengatakan ia telah menghabiskan enam mesin pemotong rumput gendong semenjak ia bertani jeruk, kurang lebih selama 35 tahun.
"Saya sudah habis enam Mas. Kalau lahannya luas tinggal sangu (bawa) BBM di jirigen," sarannya. (#)
John
Untuk jenis elektrik (baterai) bahkan lebih murah. Di marketplace ada yang menjualnya mulai Rp 350 ribu per buah.
Sementara, Suroso, petani jeruk lainnya mengatakan ia telah menghabiskan enam mesin pemotong rumput gendong semenjak ia bertani jeruk, kurang lebih selama 35 tahun.
"Saya sudah habis enam Mas. Kalau lahannya luas tinggal sangu (bawa) BBM di jirigen," sarannya. (#)
John