Indonesia meyakinkan negara kepulauan Fiji dan Madagaskar untuk mengadopsi teknologi keramba dan rumpon guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan. Salah satu desain rumpon (Ilustrasi: courtesy komunitas penyuluh perikanan for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Nusa Dua - Indonesia meyakinkan negara kepulauan Fiji dan Madagaskar untuk mengadopsi teknologi keramba dan rumpon guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan.
Teknologi sederhana tapi konkret itu, telah terbukti ampuh dalam menambah angka pendapatan nelayan kecil di Indonesia.
Pengenalan dan pelatihan itu diungkap Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, di Nusa Dua, Bali, Selasa 10 Oktober 2023.
Jodi berada di Nusa Dua dalam rangkaian acara Archipelagic and Island States (AIS) Forum, sebuah kelompok kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia. AIS Forum 2023 dihelat di Bali 10-11 OKtober 2023.
Jodi memaparkan, delegasi Indonesia memperkenalkan keramba ikan sebagai sebuah inovasi di bidang perikanan. Tepatnya dalam Pertemuan ke-7 Tingkat Pejabat Tinggi (SOM) AIS Forum di Fiji pada April 2023 lalu.
"Keramba ikan adalah sesuatu yang sudah biasa kita temukan di Indonesia. Tetapi ternyata di negara Pasifik belum ada satu pun keramba ikan,” kata Jodi usai mengikuti Pertemuan ke-5 Tingkat Menteri AIS Forum di Nusa Dua.
Sementara dalam SOM ke-8 AIS Forum di Madagaskar yang digelar Juni 2023 lalu, delegasi Indonesia membawa rumpon ikan. Bangunan non permanen untuk rumah ikan itu bisa dipasang di laut dangkal maupun laut dalam.
Jodi memaparkan, Indonesia berusaha membagikan solusi dan inovasi praktis yang sudah terbukti hasilnya. Sehingga bisa diadaptasi dan diterapkan di negara pulau dan kepulauan lain guna mengatasi permasalahan yang serupa.
"Banyak hal-hal simpel, bukan rocket science, yang bisa kita terapkan di negara-negara kecil dan masyarakat bisa terlibat langsung dalam pembuatannya,” kata Jodi.
Jika dinilai berhasil, ujar dia, Sekretariat AIS Forum akan mereplikasi solusi dan inovasi serupa di negara lainnya.
"Program tersebut akan terus secara berkala kita monitor, evaluasi, dan kita lakukan improvement apabila diperlukan. Jika dinilai sukses kita akan replicate ini ke tempat lainnya, termasuk juga di dalam negeri. Jadi kita tidak hanya fokus mengembangkan ekonomi biru atau inisiatif kelautan lainnya di negara lain, tetapi juga di dalam negeri sendiri,” papar Jodi.
"Sifat dari AIS Forum ini adalah bagaimana kita bisa membangun dari masyarakat akar rumput, jadi bukan lagi menjalankan program dari pemerintah. Lebih pada menciptakan program yang memang dibutuhkan dan bisa dilakukan oleh masyarakat,” tutur Jodi.
Disarikan dari catatan Direktorat Jenderal Perikanan (1995), rumpon adalah salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan.
Kontruksinya menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencarai makan, memijah, dan berkumpulnya ikan.
Desain rumpon permukaan secara garis besar terdiri atas empat komponen utama yaitu pelampung (float), tali (rope), pemikat (atractor) dan pemberat (sinker).
Sebelum mengenal rumpon, nelayan menangkap ikan dengan cara mengejar ikan atau menangkap kelompok ikan di laut.
Dengan makin berkembangnya rumpon, maka pada saat musim penangkapan, lokasi penangkapan menjadi pasti di suatu tempat.
Dengan telah ditentukan daerah penangkapan maka tujuan penangkapan oleh nelayan dapat menghemat bahan bakar.
Di Utara Pulau Jawa telah lama mengenal rumpon untuk memikat ikan agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga memudahkan penangkapan .
Beberapa keuntungan penggunaan rumpon adalah memudahkan pencarian gerombolan ikan, biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil.
Fungsi rumpon antara lain sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan, tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya, sebagai tempat berkumpulnya ikan.
Juga berfungsi sebagai tempat daerah penangkap ikan, tempat mencari makan bagi ikan, tempat untuk memijah bagi ikan, ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon merupakan sumber makanan bagi ikan besar.
Yang juga penting, rumpon mencegah terjadinya destruktif fishing, akibat penggunaan bahan peledak dan bahan kimia/beracun.
Keramba dahulu ditempatkan di sungai atau danau, sehingga air dapat mengalir melewati keramba dan air di dalam keramba senantiasa bersirkulasi mengikuti arus air.
Di laut, keramba berwujud jaring apung. Keramba jaring apung terdiri dari rangka dengan pijakan untuk inspeksi.
Teknologi sederhana tapi konkret itu, telah terbukti ampuh dalam menambah angka pendapatan nelayan kecil di Indonesia.
Pengenalan dan pelatihan itu diungkap Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, di Nusa Dua, Bali, Selasa 10 Oktober 2023.
Jodi berada di Nusa Dua dalam rangkaian acara Archipelagic and Island States (AIS) Forum, sebuah kelompok kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan sedunia. AIS Forum 2023 dihelat di Bali 10-11 OKtober 2023.
Jodi memaparkan, delegasi Indonesia memperkenalkan keramba ikan sebagai sebuah inovasi di bidang perikanan. Tepatnya dalam Pertemuan ke-7 Tingkat Pejabat Tinggi (SOM) AIS Forum di Fiji pada April 2023 lalu.
"Keramba ikan adalah sesuatu yang sudah biasa kita temukan di Indonesia. Tetapi ternyata di negara Pasifik belum ada satu pun keramba ikan,” kata Jodi usai mengikuti Pertemuan ke-5 Tingkat Menteri AIS Forum di Nusa Dua.
Sementara dalam SOM ke-8 AIS Forum di Madagaskar yang digelar Juni 2023 lalu, delegasi Indonesia membawa rumpon ikan. Bangunan non permanen untuk rumah ikan itu bisa dipasang di laut dangkal maupun laut dalam.
Jodi memaparkan, Indonesia berusaha membagikan solusi dan inovasi praktis yang sudah terbukti hasilnya. Sehingga bisa diadaptasi dan diterapkan di negara pulau dan kepulauan lain guna mengatasi permasalahan yang serupa.
"Banyak hal-hal simpel, bukan rocket science, yang bisa kita terapkan di negara-negara kecil dan masyarakat bisa terlibat langsung dalam pembuatannya,” kata Jodi.
Jika dinilai berhasil, ujar dia, Sekretariat AIS Forum akan mereplikasi solusi dan inovasi serupa di negara lainnya.
"Program tersebut akan terus secara berkala kita monitor, evaluasi, dan kita lakukan improvement apabila diperlukan. Jika dinilai sukses kita akan replicate ini ke tempat lainnya, termasuk juga di dalam negeri. Jadi kita tidak hanya fokus mengembangkan ekonomi biru atau inisiatif kelautan lainnya di negara lain, tetapi juga di dalam negeri sendiri,” papar Jodi.
"Sifat dari AIS Forum ini adalah bagaimana kita bisa membangun dari masyarakat akar rumput, jadi bukan lagi menjalankan program dari pemerintah. Lebih pada menciptakan program yang memang dibutuhkan dan bisa dilakukan oleh masyarakat,” tutur Jodi.
Apa Itu Rumpon
Pengertian sederhana, rumpon adalah bangunan "rumah" ikan agar menjadi daya tarik ikan untuk berkumpul sehingga mudah ditangkap oleh nelayan.Disarikan dari catatan Direktorat Jenderal Perikanan (1995), rumpon adalah salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan.
Kontruksinya menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencarai makan, memijah, dan berkumpulnya ikan.
Desain rumpon permukaan secara garis besar terdiri atas empat komponen utama yaitu pelampung (float), tali (rope), pemikat (atractor) dan pemberat (sinker).
Sebelum mengenal rumpon, nelayan menangkap ikan dengan cara mengejar ikan atau menangkap kelompok ikan di laut.
Dengan makin berkembangnya rumpon, maka pada saat musim penangkapan, lokasi penangkapan menjadi pasti di suatu tempat.
Dengan telah ditentukan daerah penangkapan maka tujuan penangkapan oleh nelayan dapat menghemat bahan bakar.
Di Utara Pulau Jawa telah lama mengenal rumpon untuk memikat ikan agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga memudahkan penangkapan .
Beberapa keuntungan penggunaan rumpon adalah memudahkan pencarian gerombolan ikan, biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil.
Fungsi rumpon antara lain sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan, tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya, sebagai tempat berkumpulnya ikan.
Juga berfungsi sebagai tempat daerah penangkap ikan, tempat mencari makan bagi ikan, tempat untuk memijah bagi ikan, ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon merupakan sumber makanan bagi ikan besar.
Yang juga penting, rumpon mencegah terjadinya destruktif fishing, akibat penggunaan bahan peledak dan bahan kimia/beracun.
Tentang Keramba
Dalam pengertian dasarnya sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keramba adalah keranjang atau kotak dari bilah bambu untuk membudidayakan ikan.Keramba dahulu ditempatkan di sungai atau danau, sehingga air dapat mengalir melewati keramba dan air di dalam keramba senantiasa bersirkulasi mengikuti arus air.
Di laut, keramba berwujud jaring apung. Keramba jaring apung terdiri dari rangka dengan pijakan untuk inspeksi.
Salah satu contoh keramba jaring apung (Foto: courtesy dunia perairan for BATUKITA.com)
Jaring apung menggunakan pelampung agar tetap mengapung, serta tertambat pada rangka dan jangkar sehingga tidak berpindah dari posisinya.
Ikan tetap berada di dalam keramba karena terkurung oleh jaring. Ikan mendapatkan makanan dari air laut atau makanan tambahan. Keramba umumnya dibangun di pinggir sungai dan perairan dangkal.
Ketika panen, tinggal mengangkat jaring dan ikan sudah bisa dikumpulkan. (#)
John