Perangkap lampu (light trap) warna hijau diterapkan petani Banyuwangi untuk menekan populasi ngengat ulat grayak (kaper). Efektifkah? (Foto: courtesy RRI for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Banyuwangi - Perangkap lampu (light trap) diterapkan petani bawang merah di Banyuwangi untuk menekan populasi ngengat ulat grayak (kaper).
Menurut petani dari Kelompok Tani (Poktan) Joyo, Desa Kedungwungu, Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada penurunan biaya insektisida hingga 40 persen.
Lebih dari itu, ada kenaikan produksi bawang merah dari biasanya 10 ton per hektar, menjadi 13 ton per hektar.
Ketua Poktan Tani Joyo Hendro Kusniawan menuturkan penggunaan light trap itu sejak 2020.
Metode light trap itu menggunakan lampu LED warna hijau. Mereka menyalakan lampu hijau itu sejak pukul 17.00 hingga 06.00 WIB.
Lampu yang ditenagai listrik PLN itu dipasang pada lahan seluas 7 hektar milik 30 orang petani.
Menurut pengakuan Hendro, hama kaper (ngengat ulat grayak) selama ini menjadi masalah utama petani bawang merah.
Telur kaper biasanya mencapai 2.000—3.000 butir. Telur itu diletakan di daun saat malam hari. Jika menetas, ulat memakan daun bawang dan masuk ke dalam daun. Bila dibiarkan akan merusak tanaman dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Ngengat adalah sejenis kupu-kupu yang merupakan fase dewasa dari ulat grayak. Petani menyebutnya kaper.
Pengaruh warna cahaya lampu terhadap jumlah ngengat yang tertangkap dalam light trap salah satunya diteliti oleh Dinda Zasqia Susabda dkk dari Universitas Lampung.
Menurut petani dari Kelompok Tani (Poktan) Joyo, Desa Kedungwungu, Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ada penurunan biaya insektisida hingga 40 persen.
Lebih dari itu, ada kenaikan produksi bawang merah dari biasanya 10 ton per hektar, menjadi 13 ton per hektar.
Ketua Poktan Tani Joyo Hendro Kusniawan menuturkan penggunaan light trap itu sejak 2020.
Metode light trap itu menggunakan lampu LED warna hijau. Mereka menyalakan lampu hijau itu sejak pukul 17.00 hingga 06.00 WIB.
Lampu yang ditenagai listrik PLN itu dipasang pada lahan seluas 7 hektar milik 30 orang petani.
Menurut pengakuan Hendro, hama kaper (ngengat ulat grayak) selama ini menjadi masalah utama petani bawang merah.
Telur kaper biasanya mencapai 2.000—3.000 butir. Telur itu diletakan di daun saat malam hari. Jika menetas, ulat memakan daun bawang dan masuk ke dalam daun. Bila dibiarkan akan merusak tanaman dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Pahami Light Trap Warna Hijau dan Kuning
Penggunaan lampu LED warna hijau untuk light trap termasuk tidak lazim di Indoesia. Secara umum lampu warna hijau dianggap tidak terlalu efektif dalam menarik ngengat utamanya famili Noctuidae.Ngengat adalah sejenis kupu-kupu yang merupakan fase dewasa dari ulat grayak. Petani menyebutnya kaper.
Pengaruh warna cahaya lampu terhadap jumlah ngengat yang tertangkap dalam light trap salah satunya diteliti oleh Dinda Zasqia Susabda dkk dari Universitas Lampung.
Tulisannya berjudul Pengaruh Cahaya Warna Lampu Terhadap Jumlah Ngengat di Taman Araceae Kebu Raya Liwa, dimuat dalam jurnal Biospecies vol (13) 2, July 2020.
Dalam tulisan itu, mereka memasang light trap selama lima hari mulai pukul 18.00- 06.00 WIB.
Dari hasil tangkapan selama lima hari, lampu kuning bisa menarik 259 ekor ngengat (53,8 persen), lampu biru 128 ekor ngengat (128 persen) dan lampu hijau 94 ekor ngengat (19,5 persen).
Apakah ada penelitian tentang efektivitas light trap lampu hijau? Ada.
Salah satu penelitiannya berjudul Phototactic Behavior: Attractive Effects of Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae), Tobacco Cutworm, to High-power Light-emitting Diodes.
Penelitanya adalah Ji-Yeon Yang, Min-Gi Kim, Hoi-Seon Lee yang dimuat pada jurnal Korean Soc Appl Biol Chem (2012) 55, 809−811.
Dalam penelitian itu, percobaan terakhir adalah menggunakan empat HPLED (High-power Light-emitting Diodes) dalam kondisi optimal. Yakni intensitas pencahayaan 40 lux dan waktu penyinaran (pemaparan cahaya) selama 60 menit.
Baca pula: Kurangi Insektisida, Ini Cara dan Trik Atasi Ulat Grayak Bawang Merah
Hasilnya, daya tarik HPLED hijau ternyata 1,3 kali lebih tinggi (64,3%) dibandingkan lampu neon (50,0%), diikuti oleh HPLED biru (47,7%), HPLED kuning (33,3%), dan HPLED merah (30,3%).
Dalam kondisi pencahayaan 40 lux dan waktu pemaparan 60 menit, HPLED warna hijau yang paling cocok untuk menarik perhatian S. litura (ulat grayak) dewasa.
Baca pula: Kurangi Insektisida, Ini Cara dan Trik Atasi Ulat Grayak Bawang Merah
Hasilnya, daya tarik HPLED hijau ternyata 1,3 kali lebih tinggi (64,3%) dibandingkan lampu neon (50,0%), diikuti oleh HPLED biru (47,7%), HPLED kuning (33,3%), dan HPLED merah (30,3%).
Dalam kondisi pencahayaan 40 lux dan waktu pemaparan 60 menit, HPLED warna hijau yang paling cocok untuk menarik perhatian S. litura (ulat grayak) dewasa.
Dari penjelasan warna lampu kuning dan hijau tersebut, silahkan dicoba di lahan mana yang lebih efektif.
Yang terpenting adalah penggunaan light trap menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan insektisida dalam menekan serangan ulat grayak, ulat tentara, kaper atau Spodoptera litura. Ayo dicoba. (#)
Yosi Arbianto
Yosi Arbianto