Buah ciplukan (morrel berry/ golden berry) adalah buah yang mengandung cukup banyak vitamin C dan layak dijadikan buah meja. (Foto: BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kota Batu - Buah ciplukan (morrel berry/ golden berry) adalah buah yang mengandung cukup banyak vitamin C dan layak dijadikan buah meja.
Tanaman ciplukan (Physalis sp, Physalis minima, P. angulata) di Indonesia belum banyak dibudidayakan secara intensif.
Tanaman ciplukan masih lebih dikenal sebagai gulma berwujud semak di tegalan, sawah, hutan, hutan jati, atau di tanah lapang.
Tanaman dan buah ciplukan dikenal juga dengan sebutan cecendet (Sunda), ceplukan (Jawa), yor-yoran (Madura), leletokan (Minahasa), kepok-kepokan atau keceplokan (Bali).
Tanaman ciplukan berasal dari Amerika Latin, lalu menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di Jawa, jenis ciplukan yang diidentifikasi adalah jenis Physalis minima atau Physalis angulata. Ciri utamanya adalah ukuran buahnya kecil.
Jenis di Jawa ini berbeda dengan ciplukan badak (Physalis peruviana) yang dibudidayakan orang di Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Ukuran buahnya lebih besar dan buahnya sebagian diekspor ke Eropa.
Ada pula tomatillo (Physalis philadelphica dan Physalis ixocarpa), jenis ciplukan menghasilkan buah lebih besar, bulat dan berwarna hijau atau ungu.
Ceplukan tomatillo ini berasal dari Meksiko dan dibudidayakan semenjak era pra-Columbus. Jenis ini biasa dimakan mentah atau dimasak dalam berbagai hidangan.
Akar dan batangnya mengandung saponin dan flavonoid. Lalu daun ciplukan mengandung polifenol dan asam klorogenat .
Kandungan senyawa pada buah adalah asam sitrus, fisalin, zat gula, tanin, kriptoxantin, asam malat, dan alkaloid.
Dalam 100 gram buah ciplukan, senyawa, mineral dan vitamin yang dikandung sebagai berikut (Ramadan, 2011) :
Tanaman ciplukan (Physalis sp, Physalis minima, P. angulata) di Indonesia belum banyak dibudidayakan secara intensif.
Tanaman ciplukan masih lebih dikenal sebagai gulma berwujud semak di tegalan, sawah, hutan, hutan jati, atau di tanah lapang.
Tanaman dan buah ciplukan dikenal juga dengan sebutan cecendet (Sunda), ceplukan (Jawa), yor-yoran (Madura), leletokan (Minahasa), kepok-kepokan atau keceplokan (Bali).
Tanaman ciplukan berasal dari Amerika Latin, lalu menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di Jawa, jenis ciplukan yang diidentifikasi adalah jenis Physalis minima atau Physalis angulata. Ciri utamanya adalah ukuran buahnya kecil.
Jenis di Jawa ini berbeda dengan ciplukan badak (Physalis peruviana) yang dibudidayakan orang di Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Ukuran buahnya lebih besar dan buahnya sebagian diekspor ke Eropa.
Ada pula tomatillo (Physalis philadelphica dan Physalis ixocarpa), jenis ciplukan menghasilkan buah lebih besar, bulat dan berwarna hijau atau ungu.
Ceplukan tomatillo ini berasal dari Meksiko dan dibudidayakan semenjak era pra-Columbus. Jenis ini biasa dimakan mentah atau dimasak dalam berbagai hidangan.
Kandungan Tanaman dan Buah Ciplukan
Ciplukan (Physalis angulata L.) mengandung asam sitrat, physalin terpen/ sterol, saponin, flavonoid dan alkaloid.Akar dan batangnya mengandung saponin dan flavonoid. Lalu daun ciplukan mengandung polifenol dan asam klorogenat .
Kandungan senyawa pada buah adalah asam sitrus, fisalin, zat gula, tanin, kriptoxantin, asam malat, dan alkaloid.
Dalam 100 gram buah ciplukan, senyawa, mineral dan vitamin yang dikandung sebagai berikut (Ramadan, 2011) :
- Air 78,9 gram
- Protein 0,05-0,3 gram
- Lemak 0,15-0,2 gram
- Karbohidrat 19,6 gram
- Serat 4,9 gram
- Abu 1 gram
- Kalsium 8 miligram
- Fosfor 55,3 miligram
- Zat besi 1,2 miligram
- Karoten 1,6 miligram
- Tiamin 0,1 miligram
- Riboflavin 0,03 miligram
- Niasin 1,7 miligram
- Vitamin C 43 miligram
Dengan kandungan tersebut, banyak penelitian yang menyebutkan buah ciplukan berkhasiat obat.
Buah ciplukan bermanfaat untuk terapi hipertensi, diabetes, sakit paru-paru, gusi berdarah, terapi kolesterol dan banyak manfaat lain. (#)
Yosi Arbianto
Buah ciplukan bermanfaat untuk terapi hipertensi, diabetes, sakit paru-paru, gusi berdarah, terapi kolesterol dan banyak manfaat lain. (#)
Yosi Arbianto
