Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melihat ke depan bakal ada tren naik pemanfaatan obat herbal untuk meningkatkan kesehatan dan pengobatan hewan ternak. Buah dan daun mengkudu (Foto: courtesy meandqi for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Jakarta - Kekayaan tanaman berkhasiat obat Indonesia berpotensi besar untuk pengembangan obat herbal bagi hewan ternak.
Obat herbal penyakit hewan biasanya golongan anti virus, anti parasit, anti jamur, anti bakteri, obat cacing, penjaga kebugaran hewan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melihat ke depan bakal ada tren naik pemanfaatan obat herbal untuk meningkatkan kesehatan dan pengobatan hewan ternak.
Obat herbal penyakit hewan biasanya golongan anti virus, anti parasit, anti jamur, anti bakteri, obat cacing, penjaga kebugaran hewan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melihat ke depan bakal ada tren naik pemanfaatan obat herbal untuk meningkatkan kesehatan dan pengobatan hewan ternak.
"Obat herbal semakin banyak digunakan pada hewan dalam mencegah dan melumpuhkan penyakit, atau sebagai bahan terapi," ungkap Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Indi Dharmayanti, via Antara, Rabu 31 Januari 2024.
Pada 2016 hingga 2018, BRIN telah meneliti khasiat dedaunan lokal untuk obat herbal hewan. Misalnya berupa daun gamal, bunga sepatu, mimba, kersen, dan mengkudu untuk mengobati penyakit pada hewan ternak jenis domba.
Dedaunan lokal tersebut memiliki efek terhadap antelmintik parasit domba maupun kambing. Yang dimaksud antelmintik adalah golongan obat yang dapat mematikan atau melumpuhkan cacing, parasit.
Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Peternakan Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Awistaros Angger Sakti mengatakan, pemberian 10 persen dedaunan segar tersebut dari total hijauan pakan yang diberikan, membantu memutus siklus parasit di lambung dan usus.
Dedaunan lokal tersebut memiliki efek terhadap antelmintik parasit domba maupun kambing. Yang dimaksud antelmintik adalah golongan obat yang dapat mematikan atau melumpuhkan cacing, parasit.
Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Peternakan Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Awistaros Angger Sakti mengatakan, pemberian 10 persen dedaunan segar tersebut dari total hijauan pakan yang diberikan, membantu memutus siklus parasit di lambung dan usus.
Menurut dia, dedaunan lokal itu menjadi obat herbal yang berfungsi membunuh cacing dewasa di saluran pencernaan domba dan menghambat penetasan telur cacing.
"Ke depan juga akan dikembangkan pemanfaatan senyawa bioaktif tersebut untuk menghambat penetasan telur lalat dan parasit untuk disemprotkan ke kandang," jelas Angger. (#)
John